Nineteen!



Aku suka angka sembilan belas, satu untuk awal dan sembilan untuk akhir. Sembilan dikurangi satu sama dengan delapan, artinya tak terputus. Sembilan ditambah satu sama dengan sepuluh (10 -> 1+0=1), it means, wherever you are, you’ll be back to a point, it might be called home.

Bukan berarti aku mempercayai atau mencoba mempercayai numerologi, tapi ini benar-benar unik dan sedikit ganjil.

Baiklah, langsung saja pada intinya. Tepat pada tanggal 16 Januari ini, aku berulangtahun yang ke-19. Sembilan belas, bukankah angka itu unik? Entahlah, mungkin hanya aku saja yang berpikir begitu, atau mungkin ada dari kalian yang berpikiran sama denganku?

Tahun ini sepertinya lumayan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun sebelumnya aku pasti gelisah pada hari ulang tahunku sendiri, aku takut apabila orang-orang yang dekat denganku tidak mengingat hari ulang tahunku. Bagiku hari ulang tahunku sangat spesial (setidaknya buatku) dan semua orang tidak boleh melewatkan ini. Tapi, mungkin dengan bertambahnya usiaku, aku mulai mengerti.. Tidak semua orang akan punya waktu untuk ini, tak apa mereka tak mengingat ulang tahunku, menganggapku ada saja sudah cukup bagiku. Mengingat sudah banyak yang berubah, semua berubah.

 ______________________


15 Januari 2015
Satu pesan Whatsapp dari gadis yang sungguh aku kenal, isinya “Hepi bedaaay ceceeeeee”, lalu aku membalasnya, “Masih besok sayang” tentunya plus emoji khas Whatsapp juga. Lalu dia bilang dia malu karena salah hari, apalagi aku juga berterimakasih padanya, dia malah bilang bahwa seharusnya aku berterimakasih pada keesokan harinya. Tidak apa-apa, sungguh. Aku masih bersyukur masih bisa bertemu dengannya bahkan menginap di kosannya di Jogja beberapa minggu yang lalu. Sebelum bertemu dengan anak ini di Jogja, mungkin ada lebih dari 2 tahun aku tidak bertemu dengannya, padahal kami adalah sahabat semenjak SMP, apalagi sekarang dia menjadi gadis Borneo. Sekedar menjalin hubungan baik, sekalipun itu lewat dunia maya, aku masih sangat bersyukur dipertemukan dengan salah satu alien ini.

Malam hari, jam masih menunjukkan pukul 11.06, tiba-tiba ada yang mengirimiku ucapan selamat tahun lewat BBM, kali ini tidak salah, tapi memang disengaja dan lagi-lagi gadis Borneo yang mengirimkannya padaku, tapi kali ini orangnya berbeda, bukan sahabatku tapi gadis yang secara otomatis sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, aku senang dengan caranya mendoakanku dan memberiku semangat, aku senang bagaimana dia bisa menerima aku yang bahkan belum pernah bercakap banyak di dunia nyata dengannya. Terima kasih ya..


16 Januari 2015
Aku masih terjaga, tidak bisa tidur, jam menunjukkan pukul 12 lebih sekian. Pada dasarnya, aku memang belum tidur pada jam-jam itu. Untungnya aku selalu ditemani olehnya, walaupun kadang-kadang salah satu dari kami tidur duluan atau ketiduran, bukan hal yang harus dipermasalahkan. Bercakap tentang semua hal, mimpi-mimpi kami, lelucon, apa saja. Sampai pada titik di mana dia sadar, bahwa hari sudah berganti. Dia langsung mengucapkan selamat padaku, disertai doa-doanya untukku. Aku sangat senang tentunya, tidak bisa dijelaskan rasanya bagaimana. Berterima kasih, hanya itu yang bisa kulakukan, ingin kupeluk rasanya tapi apalah daya, bahkan aku bisa dikatakan belum menjadi siapa-siapanya walaupun aku adalah apa-apanya  :) 

Aku hanya bisa berdoa agar Tuhan menjaganya untukku.

Pukul 1 pagi, aku akhirnya berangkat tidur. Pastilah tidurku nyenyak malam itu.

Pukul 11 pagi, salah satu sahabatku datang ke rumah dan bilang bahwa dia tidak bisa ikut ke Madiun denganku, katanya dia tidak ingin mengganggu acaraku dengan orang yang aku ceritakan tadi, sebenarnya aku sungguh tidak menjadikan itu sebagai masalah, justru jika dia ikut, kami akan bisa memesan bigplate Sushi, haha. Tapi karena kami sama-sama lapar, kami pergi ke warung mie ayam langganan kami dulu, katanya “Nanti kan makan-makan hedon, sekarang makan yang ngenyangin dulu aja”. Sayangnya, dia akan segera kembali lagi ke perantauan. Oh ya, dia memberiku kado yang mirip denganku, bulat dan empuk, hohoho.. Bagus, aku suka, apalagi warnanya orange. Terima kasih :)

Setelah sholat dhuhur, aku berangkat ke Madiun untuk menemui seseorang. Karena Yama Bistro masih tutup, akhirnya kami berangkat ke Warung MPS (Mie Pedas Sensasional), dua-duanya adalah langganan kami, bahkan yang empunya sudah sangat hapal dengan wajah-wajah kami, haha. Sudah lama sekali aku tidak ke MPS, tidak ada yang berubah, rasanya tetap enak dan sensasional (testimoni dikit XD). Waktu itu tempatnya seperti milik kami berdua, berhubung yang makan di situ hanya kami, belum ada pelanggan lain yang mampir. Vaiz (Oke, kali ini aku sebut namanya, habisnya.. gimana ya, mau nyebut namanya langsung tuh, aah gimana gitu :3) memilihkan tempat duduk di luar, baiklah, tidak ada salahnya duduk di luar sambil cari angin, bahkan kursi di mana aku dudukpun diaturnya. Kami lalu menikmati pesanan kami sambil ngobrol, tiba-tiba Vaiz bilang “Eh, lagunya bagus nih.”

Terdengar sayup-sayup lirik lagu itu,
Yang kuberi, bukan jam dan cincin
Bukan seikat bunga atau puisi, juga kalung hati
Maaf bukannya pelit atau nggak mau bermodal dikit ...

Lalu aku hanya bilang, “Eh iya, pas banget sih, hehehe.” Tanpa ada rasa curiga. Dan selang beberapa detik sudah ada beberapa orang di belakangku menyanyikan lagu selamat ulang tahun, bertepuk tangan, dan membawakan kue ulang tahun untukku. Nggak mungkin! Aku sungguh nggak mengira hal ini akan terjadi, aku terlalu berprasangka baik hari ini. Jadi semua ini adalah kejutan? Ya Allah, aku tidak terbiasa dengan ini, tapi aku sungguh senang. Ini semua ulahnya Vaiz, terima kasih sekali lagi, hari ini aku lebih merasa hidup karena jantungku berdegup lebih kencang karena ini. Aku nggak bisa menjelaskan euforianya, bukan bermaksud hiperbola, tapi ah.. sudahlah. Pasti sebagian dari kalian paham bagaimana rasanya :D

Mata masih sembab. Wkwkwk

Merasa cukup, kami segera undur diri dari MPS. Karena nggak bisa menghabiskan kue ulang tahun itu berdua, akhirnya kami pergi ke mantan kosku untuk mengunjungi adik-adik kosku dan membagi sedikit kebahagiaan kami di situ.

Sorenya kami pergi ke Gramedia untuk sekedar lihat-lihat (sebenarnya aku ngecek apakah di Gramedia Madiun ada Sakura Koi atau nggak, tenyata emang nggak ada -_-) sebelumnya kami menyempatkan diri untuk makan di Yama Bistro, dan kami juga sempat bertemu dengan adik-adik Laspraga (Tania, Dea, Diva, Nia).

Menjelang Maghrib aku pulang ke rumah, di rumah keluargaku sudah menunggu, kami melakukan tradisi rutin keluarga, jika ada keluarga yang berulang tahun kami akan membeli es krim ukuran jumbo dan memakannya bersama, sebelum itu kami berdoa bersama juga. Spesialnya, hari ini ada martabak dan terang bulan juga. Sungguh hari yang mengenyangkan, alhamdulillah Jumat berkah.

Terima kasih kalian semua yang sudah mendoakanku, semoga Allah mengabulkan doa-doa itu, semoga kita semua menjadi lebih baik dari yang sebelumnya seiring usia kita yang bertambah dan umur kita yang berkurang :) Barakallah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENZIM | TANYA DAN JAWAB

Culinary Review: The Solchic Solo, Chicken Package Easy Wings

Contoh Resensi Antologi Cerpen (Buku Fiksi)