KRITIK SASTRA CERPEN : Romansa Pagi dalam Tulisan Bara
(Foto : www.goodreads.com) |
Bernard
Batubara lahir di Pontianak pada 9 Juli 1989, penulis yang akrab dipanggil Bara
ini merupakan lulusan teknik yang sangat menyenangi seni. Karya Bara banyak
dimuat di majalah seni, harian lokal dan nasional, serta antologi bersama. Dan buku
keempatnya, yang merupakan antologi tunggal pertamanya berjudul “Milana” sangat
menarik perhatian karena di dalamnya terdapat cerita-cerita yang berbeda dari
buku-buku Bara yang sebelumnya.
Salah satu cerita pendek yang
terdapat dalam antologi “Milana” berjudul Beberapa
Adegan yang Tersembunyi di Pagi Hari. Cerita pendek ini berisi tentang
kisah cinta yang sangat mungkin terjadi di kehidupan manusia, namun Bara
berhasil menuliskannya dengan lembut dan terkias, sehingga pembaca yang
mengerti makna yang sesungguhnya dari cerita pendek ini akan lebih terbawa
dengan suasana di dalamnya. Seperti dalam paragraf,
“Aku tidak menyukai bulan. Sebab setiap ia
ada, matahariku menjadi tidak ada.
Kemudian pada
suatu pagi yang lain, saat aku tidak lagi menunggu matahari dan berharap tidak
pernah lagi ada pagi – kau hadir. Kau datang ketika aku begitu hangat. Entah
karena demam atau hanya sedang cemburu. Namun, kau seolah memahamiku. Kau yang
dingin membuatku sejuk. Membuatku berhenti merajuk. Membuatku merasa beruntung
lahir sebagai daun yang bisa merasakan tenang suaramu menyebutkan nama, selamat
pagi. Aku Embun.”- Sang Daun
menunjukkan
sebuah kisah cinta antara Daun dan Embun, suatu pertemuan yang menjadi cinta.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kisah sama yang terjadi, tapi Bara
mengubah alur cerita yang membosankan menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca
dengan bahasa penulisan yang indah dan apa adanya.
Pada dasarnya, ide dan tema adalah
hal penting yang mendasari terciptanya sebuah karya sastra, tidak terkecuali
cerita pendek. Di masa kini, cerita pendek dengan tema cinta dan kehilangan
sangat pasaran di masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan melulu disuguhi berbagai
kisah dengan tema sama yang bisa menyebabkan kebosanan. Tetapi, Bara mampu menuliskan
cerita dengan tema yang sama tanpa membuat pembaca bosan. Bara mampu menuliskan
cerita dengan caranya sendiri.
Dalam segi penulisan dan alur, Bara
memang mampu menceritakan cerpen tersebut dengan menarik, namun ada hal yang
harus diperhatikan. Judul cerpen “Beberapa Adegan yang Tersembunyi di Pagi
Hari” agaknya kurang efektif, karena menurut teori penulisan cerpen yang baik,
judul cerpen lebih relevan jika dibuat singkat dan tidak lebih dari 5 kata. Di
sisi lain, judul cerpen ini kurang menyimpan misteri, sehingga mungkin kurang
menarik perhatian pembaca jika hanya melihat judulnya dengan sekilas.
Selain masalah pemberian judul, ada
salah satu bagian yang kurang sesuai dengan ciri khas cerpen tersebut sendiri.
Contohnya adalah potongan kalimat-kalimat di bawah.
“Maka, semenjak aku tahu bahwa aku jatuh
hati kepada matahari yang lahir hanya untuk menyinari, aku mencari tahu
tentangnya. Apa pun tentang dia. Asal-usulnya, sanak familinya,
kerabat-kerabatnya, teman dan sahabatnya, musuhnya. Bahkan aku mencari tahu
tentang sekolahnya, kampusnya, tempat kerjanya, tempat ia menghabiskan waktunya
saat istirahat, dan seterusnya.”- Sang Daun
Dalam
kalimat tersebut, disebutkan bahwa Daun jatuh hati kepada Matahari dan akan
mencari tahu semua tentangnya termasuk sekolah, kampus, atau tempat kerjanya.
Padahal, dalam kalimat awal sudah dijelaskan bahwa Matahari lahir hanya untuk menyinari.
Walaupun, mungkin yang dimaksud oleh Bara di sini adalah hanya kiasan atau
pencerminan kisah manusia, tetapi kalimat-kalimat tersebut membuat isi cerita
kurang konsisten dengan gayanya semula.
Jika dibaca dengan sekilas, pembaca
tidak akan langsung mengerti pesan-pesan apa yang ingin disampaikan penulis
pada pembaca, karena cerpen tersebut tidak fokus pada satu tokoh saja, tapi
banyak tokoh dengan sudut pandang masing-masing. Cerpen ini pada intinya
mengandung pesan bahwa setiap orang mempunyai kisah-kisah cintanya
masing-masing, jatuh cinta, pencarian, penantian, dan kehilangan. Maka
dari itu, pembaca diharapkan untuk dapat
melalukan hal yang terbaik untuk orang yang dikasihinya setelah membaca cerpen
ini.
Dengan penjelasan di atas, dapat
diperoleh bahwa cerpen Bara memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penulisannya. Untuk kedepannya diharapkan agar para sastrawan termasuk Bara
agar membuat karya dengan lebih teliti dan konsisten dengan gaya masing-masing. (EZ)
Komentar
Posting Komentar
Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar :D